Senin, 04 April 2011

PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN METODE SEDERHANA TANPA ALAT


 
MAKALAH
“ PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN METODE SEDERHANA TANPA ALAT ”





 
Di Susun Oleh Kel. 1 :
Devi Susilawati
Ika Fitri Nurbaiti
Latifah A
Resti Vera Arista
Siti Maryanah
Yayah

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG










KATA  PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi karena atas Qodrat dan Irodat–Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas pelayanan KB, walaupun masih banyak  ketidak sempurnaan.
Makalah ini disusun dengan konsep yang menarik dan dibuat berdasarkan sumber dan fakta yang bisa dipercaya, sehingga makalah bisa kita pergunakan sebagai buku tambahan, wawasan kita, disusun secara  ringkas, praktis dan menarik agar pembaca tidak jenuh dan lebih mudah menyerap pengetahuan yang dimaksud, terkait tujuannya sebagai penunjang materi.
Akhirnya atas segala bantuan, bimbingan, pengarahan dan doa yang telah di berikan, penulis hanya dapat berdoa kepada Allah, semoga hal itu semua menjadi amal shaleh yang diterima Allah dengan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Selanjutnya penulis berharap semoga laporan yang sederhana ini dapat memenuhi syarat sebagaimana yang diharapkan.

                                                                                                                           

Tangerang,    Maret 2011


                                                                                                                                             Penulis






                                                           
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................................................ ii

Bab I  PENDAHULUAN
A.      Latar belakang.....................................................................................................................  1
B.      Tujuan penulisan ................................................................................................................. 1
C.       Metode penulisan ................................................................................................................ 2
D.      Sistematika penulisan........................................................................................................... 2

Bab II  PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kontrasepsi…………………………………………………………………………….    3
B.      Pengertian KB…………………………………………………………………………..   3
C.      Manfaat KB …………....………………………………………………………………   3
D.      Metode KB Sederhana Tanpa Alat………….…………………………………………..  4
E.       Macam-macam Metode Sederhana Tanpa Alat  ………………………………………..  5

Bab III  PENUTUP
A.      Kesimpulan ...................................................................................................................  10

         DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 1971, jumlah penduduk Indonesia saat itu 120 juta jiwa. Dalam kurang lebih 30 tahun, penduduk Indonesia bertambah 70% (sensus 2000, jumlah penduduk Indonesia 206 juta jiwa). Sedangkan program KB sudah dikenal sejak tahun 1970. Dari mulai tahun 2000 sampai sekarang angka penduduk Indonesia bertambah hampir 40 juta jiwa. Hal ini dapat dikatakan hampir 30% dari angka di tahun 1971. Dari hal ini dapat dilihat bahwa trend KB merosot dalam decade ini (Xixi, 2009).
KB pada hakikatnya merupakan program yang turut berperan penting dalam menciptakan generasi masa depan bangsa Indonesia yang berkualitas serta mampu bersaing dengan bangsa lain.
Beberapa pasangan suami-istri mengalami kesulitan dalam memilih metode KB. Ada ibu yang kegemukan mengikuti suatu metode KB, ada juga yang alergi dan sebagainya. Tentu itu bukan tujuan dari program KB, hanya efek samping tapi kadang-kadang turut mengusik kebahagiaan rumah tangga. Beberapa di antara mereka memperhitungkan masa subur, dimana masa subur sangat besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang ingin menunda kehamilan.

B.      Tujuan Penulisan
1.       Tujuan Umum
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa tentang pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana tanpa alat
2.       Tujuan Khusus
a.       Agar mahasiswi mengetahui pengertian dari KB
b.      Agar mahasiswi dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari KB alami
C.      Metode Penulisan
Makalah ini kami susun berdasarkan sumber yang kami peroleh dari buku dan internet.

D.     Sistematika Penulisan
BAB I                     Pendahuluan
A.      Latar Belakang
B.      Tujuan
C.      Metode Penulisan
D.      Sistematika Penulisan
BAB II                    Pembahasan
BAB III                   Penutup
                                Kesimpulan
Daftar Pustaka









BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara,dapat pula bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.       Dapat dipercaya
2.       Tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan
3.       Daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan
4.       Tidak menganggu sewaktu melakukan koitus
5.       Tidak memerlukan motivasi terus menerus
6.       Mudah pelaksanaannya
7.       Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8.       Dapat diterima pengunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.

B.      Pengertian KB
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir dan bathin. Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.

C.      Manfaat Keluarga Berencana
Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari Segi Kesehatan
1.       Untuk ibu : dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat manfaat berupa :
Ø  Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
Ø  peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat dan menikmati waktu terluang serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
2.       Untuk anak-anak lain : Memberikan kesempatan kepada mereka agar perkembangan  fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
Ø  Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
Ø  perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata.
3.       Untuk ayah : Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat : memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kesemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang tertuang untuk keluarganya.

D.     Metode KB Sederhana Tanpa Alat
1.       KB alamiah
Metode alamiah sering juga disebut dengan metode pantang berkala, yaitu tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu sekitar waktu terjadinya ovulasi.
Ø  Cara kerja :
Untuk menggunakan keluarga berencana alamiah secara efektif, pasangan perlu memodifikasi prilaku seksual mereka. Pasangan harus mengamati tanda-tanda fertilitas wanita secara harian dan mencatatnya. Mengenal masa subur dan tidak melakukan aktifitas seksual pada masa subur jika tidak menginginkan kehamilan.
Ø  Efektivitas :
Bila digunakan secara sempurna efektivitas metode KBA dapat mencapai 65%.
Ø  Manfaat :
·         Dapat digunakan baik untuk menghindari atau untuk menginginkan kehamilan
·          Tidak ada efek samping
·         Meningkatkan pengetahuan mengenai fungsi reproduksi wanita
·         Menumbuhkan kepercayaan diri tidak tergantung kepada kontrasepsi
·         Meningkatkan keterlibatan pihak pria
·         Tidak tergantung dengan tenaga medis
·         Ekonomis
Ø  Indikasi :
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode yang sesuai untuk :
·         Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
·         Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
·         Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
·         Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

E.      Macam – macam Metode Sederhana Tanpa Alat
1.       Metode Kalender (Ogino-Knaus)
Metode ini ditemukan oleh Ogino dari Jepang dan Knaus dari Austria, dimana Ogino menyatakan bahwa ovulasi terjadi pada antara hari ke 12-16 sebelum haid yang akan datang, sedangkan Knaus berpendapat bahwa ovulasi selalu terjadi pada hari 15 sebelum haid yang akan datang. Untuk menggunakan metode ini, seorang wanita hendaknya menentukan masa ovulasi dari data haid selama 6 bulan.
Ø  Teknik metode kalender :
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan :
a.       Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya.
b.      Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa suburnya.
2.       Metode Suhu Basal
Ø  Cara kerja :
Hormone progesterone yang disekresi oleh korpus luteum setelah ovulasi, bersifat termogenik atau memproduksi panas. Karena itu dapat menaikkan suhu tubuh 0,050C sampai 0,20C dan mempertahankan pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya. Peningkatan suhu tubuh sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari metode suhu tubuh dasar ( STB) (Saifuddin.dkk,1996).



Ø  Petunjuk penggunaan Metode Suhu Tubuh Bassal
Pantang dimulai pada hari pertama haid dan diakhiri saat diterapkan aturan peningkatan termal. Untuk menerapkan aturan peningkatan termal, harus diambil langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Selama siklus haid, klien mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur dan mencatat pada lembar catatan.
b.      Identifikasi suhu tertinggi dari suhu normal, catat dengan pola khusus selama 10 hari, dengan mengesampingkan suhu tubuh tinggi yang abnormal akibat dari demam atau ganggguan lain.
c.       Tarik sebuah garis 0,050C di atas suhu tertinggi dari 10 suhu tersebut diatas. Garis ini disebut garis penutup atau garis suhu
d.      Tunggu selama tiga hari dari suhu yang lenbih tinggi untuk memulai senggama. Fase tidak subur dimulai pada malam ketiga dari 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas garis suhu.
e.      Bila salah satu dari ketiga suhu turun atau dibawah garis suhu selama tiga hari perhitungan, ini pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Jadi klien harus menunggu selama tiga hari berturut-turut
f.        Setelah fase tidak subur dimulai, tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh sampai siklus haid berikutnya.
g.       Untuk memperoleh perlindungan yang lebih baik, dianjurkan penggunaan STB dikombinasikan dengan metode lain seperti metode lendir serviks.
3.       Metode Lendir Serviks (Billings)
Perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan estrogen. Lendir serviks yang diatur oleh hormon estrogen dan progesterone ikut berperan dalam reproduksi. Pada setiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir serviks oleh sel serviks, yaitu :
Ø  Lendir tipe E (Estrogenik):
a.       Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
b.      Sifat-sifat:
·         Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
·         Spinkerbeit (elastisitas) besar
·         Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis.
c.       Spermatozoa dapat menembus lendir ini
Ø  Lendir tipe H (Gestagenik)
a.       Diproduksi pada fase awal praovulasi dan setelah ovulasi
b.      Sifat –sifat:
·         Kental
·         Viskositas tinggi
·         Keruh
c.       Dibuat karena peninggian kadar estrogen
d.      Spermatozoa tidak dapat membus lendir ini
Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30):
a.       Fase I:  masa “kering” segera setelah menstruasi, karena kadar estrogen yang rendah kurang merangsang sekresi
v  Haid
v  Hari1-5
v  Lendir dapat ada atau tidak, dan tertutup oleh darah haid
v  Perasaan wanita : basah dan licin (lubrikatif)
b.      Fase II
v  Post haid
v  Hari 6-10
v  Tidak hanya lendir / hanya sedikit
v  Perasaan wanita kering
c.       Fase III
v  awal pra ovulasi
v  hari 11- 13
v  Lendir keruh, kuning atau putih dan liat
v  Perasaan wanita : liat dan atau lembab
d.      Fase IV
v  Segera sebelum pada saat dan sesudah ovulasi
v  Hari 14-17
v  Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan
v  Dengan konsistensi seperti putih telur
v  Hari terakhir fase ini dikenal sebagai gejala puncak
v  Perasaan wanita :lubrikatif dan atau basah
e.      Fase V
v  post ovulasi
v  hari 18-21
v  lendir sedikit, keruh dan liat
v  perasaan wanita liat dan atau lembab
f.        Fase VI
v  akhir post ovulasi atau segera pra haid
v  hari 27-30
v  lendir jernih dan seperti air
v  perasaan wanita : liat dan atau lembab-basah
Ø  Teknik Metode Lendir Serviks
Abstain dimulai dari hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut sampai dengan hari keempat setelah gejala puncak.
Ø  Penyulit-penyulit lendir serviks :
a.       keadaan fisiologis : sekresi vagina karena ada rangsangan seksual.
b.      keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat.
c.       keadaan psikologis : sters baik fisik maupun emosional
4.       Coitus Interuptus
Metode Withdrawal adalah metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita.
Ø  Keuntungan :
a.       tidak memerlukan alat  dan harganya murah ( ekonomis )
b.      tidak menggunakan zat-zat kimiawi
c.       selalu tersedia setiap saat
d.      tidak mempunyai efek samping
e.      Tidak mengganggu produksi ASI
Ø  Kerugian :
a.       angka kegagalan cukup tinggi
b.      16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun
c.       factor-faktor yang menyebabkan angka kegagalan adalah :
d.      adanya cairan pra ejakulasi, yang dapat keluar setiap saat, dan setiap tetes sudah mengandung berjuta-juta spermatozoa
e.      kurangnya kontrol dari pria, yang pada metode ini justru penting.
f.        kenikmatan seksual berkurang bagi suami istri, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan perkawinan.
Ø  Kontra indikasi :
Ejakulasi premature pada pria
Ø  Hal-hal penting yang perlu diketahui oleh akseptor:
·         sebelum senggama cairan pra ejakulasi pada ujung penis harus dibersihkan terlebih dahulu
·         bila pria merasa akan berejakulasi, ia harus mengeluarkan penisnya dari dalam vagina dan selanjutnya ejakulasi dilakukan jauh dari orifisium vagina.
·         coitus interuptus (CI) bukan metode yang baik untuk pasangan yang menginginkan senggama berulang, karena semen yang masih dapat tertinggal di dalam cairan bening dan ujung penis.
·         CI bukan metode kontrasepsi yang baik bila suami tidak mengetahui kapan ia akan berejakulasi.

















BAB IV
PENUTUP


A.     Kesimpulan

Faktor pendorong masyarakat memilih metode kontrasepsi sederhana tanpa alat adalah metode ini tidak memerlukan biaya sehingga dapat menghemat pengeluaran, terhindar dari efek merugikan bahan kimia yang terkandung di dalam alat kontrasepsi, menghindari kemungkinan alergi yang ditimbulkan oleh karena pemakaian alat kontrasepsi, tidak merubah siklus menstruasi pada wanita, tidak bertambahnya berat badan bagi penggguna, tidak mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang, dan tidak menyakitkan.





















DAFTAR PUSTAKA


Prawirohardjo, Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hartanto, Hanafi.2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Prihatmiati, Atiek. 2003. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Pemilihan Type Alat Kontrasepsi Suntik Simamora, Sr A. tt . Keluarga Berencana Alamiah dan Pengentasan Kemiskinan. http://www.keluarga-katolik.net/index.php?option=com_content&view=article&id=89:
Keluarga-berencana-alamiah-dan-pengentasan-kemiskinan&catid=42:relasi&Itemid=168. 12 Maret 2010
Xixi. 15 Mei 2009. Indonesia One Child Policy. http://umum.kompasiana.com/2009/05/15/ indonesia-one-child-policy/. 12 Maret 2010.

1 komentar: