Sabtu, 09 April 2011

MAKALAH
“ PONDOK BERSALIN DESA (POLINDES) ”




Di Susun Oleh Kel. 7 :
Devi Susilawati
Ika Fitri Nurbaiti
Latifah A
Resti Vera Arista
Siti Maryanah
Yayah
Yulaicha


PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG




KATA  PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi karena atas Qodrat dan Irodat–Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai Polindes, walaupun masih banyak  ketidak sempurnaan.
Makalah ini disusun dengan konsep yang menarik dan dibuat berdasarkan sumber dan fakta yang bisa dipercaya, sehingga makalah bisa kita pergunakan sebagai buku tambahan, wawasan kita, disusun secara  ringkas, praktis dan menarik agar pembaca tidak jenuh dan lebih mudah menyerap pengetahuan yang dimaksud, terkait tujuannya sebagai penunjang materi.
Akhirnya atas segala bantuan, bimbingan, pengarahan dan doa yang telah di berikan, penulis hanya dapat berdoa kepada Allah, semoga hal itu semua menjadi amal shaleh yang diterima Allah dengan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Selanjutnya penulis berharap semoga laporan yang sederhana ini dapat memenuhi syarat sebagaimana yang diharapkan.

                                                                                                                           

Tangerang,    Maret 2011


                                                                                                                                             Penulis






                                                           
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................................................. ii

Bab I  PENDAHULUAN
A.      Latar belakang.....................................................................................................................  1
B.      Tujuan penulisan ................................................................................................................. 1
C.       Metode penulisan ................................................................................................................ 2
D.      Sistematika penulisan........................................................................................................... 2

Bab II  PEMBAHASAN
A.      Pengertian Polindes……………………………………………………………………………….    3
B.      Persyaratan Polindes …………………………..……………………………………..   3
C.      Fungsi Polindes ………………………… …………….…………………………….   4
D.      Faktor Pendukung Polindes ………………………………………………………….  4
E.       Stratifikasi Polindes  …………………………………………………………………..  5
F.       Mutu Dalam Pelayanan Polindes  ………………………………………………………  6

Bab III  PENUTUP
A.      Kesimpulan ...................................................................................................................... 8

         DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                                               
A.     Latar Belakang
Pondok  bersalin  desa  (polindes)  merupakan  salah  satu  bentuk  upaya  kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang didirikan masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa. Pondok bersalin desa bermanfaat untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Kontribusi keberadaanpolindes dalam meningkatkan cakupan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak cukup besar.
Disisi lain keberhasilan tersebut belum diimbangi dengan menurunnya angka kematian ibu.Pemanfaatan  polindes  masih  rendah.  Faktor yang  mempengaruhi  meliputi  kurangnya promosi, rendahnya partisipasi masyarakat, image bidan jelek dan komitmen kepemilikan oleh masyarakat rendah serta pelaporan data yang kurang lengkap, dan mutu pelayanan rendah. Kenyataan di lapangan tampak bahwa ibu hamil dan bersalin lebih memilih tempat pelayanan selain polindes untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan.Di era sekarang polindes banyak ditinggalkan oleh para ibu hamil maupun ibu bersalin. Mereka lebih memilih bidan praktik swasta sebagai tempat periksa hamil maupun bersalin.Mengapa terjadi pergeseran trend perilaku konsumen, hal ini perlu penelitian. Di sisi lain ternyata di daerah pedesaan polindes merupakan pilihan utama bagi ibu hamil dan ibu bersalin untuk periksa.

B.      Tujuan Penulisan
1.       Tujuan Umum
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa tentang Pondok Bersalin Desa (POLINDES).
2.       Tujuan Khusus
a.       Agar mahasiswi mengetahui apa itu POLINDES
b.      Agar mahasiswi dapat mengetahui kegunaan dari POLINDES

C.      Metode Penulisan
Makalah ini kami susun berdasarkan sumber yang kami peroleh dari buku dan internet.

D.     Sistematika Penulisan
BAB I                     Pendahuluan
A.      Latar Belakang
B.      Tujuan
C.      Metode Penulisan
D.      Sistematika Penulisan
BAB II                    Pembahasan
BAB III                   Penutup
                                Kesimpulan
Daftar Pustaka









BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Polindes
Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), yang merupakan wujud nyata bentuk peran sertamasyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa.
 Polindes seperti halnya posyandu, dikelola oleh pamong setempat, dalam hal ini kepala desa melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Namun berbeda dengan posyandu yang pelaksanaan pelayanan dilakukan oleh kader dan didukung oleh petugas puskesmas, polindes dalam pelaksanaan pelayanannya sangat tergantung pada keberadaan bidan. Hal ini karena pelayanan di Polindes merupakan pelayanan profesi kebidanan. Namun di Indonesia Profesi bidan masih minim untuk daerah –daerah.  Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi, oleh karena itu polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongam persalinan.
                                                      
B.      Persyaratan Polindes
Secara umum persyaratan untuk mendirikan polindes adalah tersedianya tempat yang bersih, namun serasi dengan lingkungan perumahan di desa serta tersedianya tenaga bidan didesa. Secara lebih rinci, persyaratan yang perlu diusahakan adalah:
1.       Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
2.       Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan, antara lain:
a.       Bidan kit
b.      IUD kit
c.       Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil
d.      Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan
e.      Infus set dan cairan dextrose 5%, nacl 0,9%
f.        Obat-obatan sederhana dan uterotonika
g.       Buku-buku pedoman kia, kb, dan pedoman kesehatan lainnya
h.      Inkubator sederhana
3.       Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain:
a.       Penyediaan air bersih
b.      Ventilasi cukup
c.       Penerangan cukup
d.      Tersedia sarana pembuangan air limbah
e.      Lingkungan pekarangan bersih
f.        Ukuran minimal 3x4 meter persegi
4.       Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh kendaraan roda empat.
5.       Ada  tempat  untuk  melakukan  pertolongan  persalinan  dan  perawatan  post  partum (minimal satu tempat tidur).

C.      Fungsi Polindes
1.       Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (termasuk kb)
2.       Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
3.       Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat dan dukun bayi maupun kader.

D.   Faktor Pendukung Polindes
ü  Dukungan pemerintah daerah setempat
ü  kerjasama lintas sektor dan lintas program (KIA & Promkes),
ü  koordinasi yang baik antara puskesmas dengan Camat dan Kepala Desa
ü  kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,
ü  keberadaan bidan desa serta ketrampilan, keramahan bidan desa dan tempattinggal bidan tidak terlalu jauh dari desa
ü  lokasi yang strategis dan dapat di jangkau oleh masyarakat
ü  memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang apa itu polindes danfungsinya bagi mereka
E.      Stratifikasi Polindes
Stratifikasi Polindes Dalam menganalisa pertumbuhan Polindes harus mengacu kepada indikator tingkat perkembangan Polindes yang mencakup beberapa hal :
1.       Fisik. tempat yang disediakan oleh masyarakat memenuhi syarat yangmencakup
ü  Bangunan polindes tampak bersih, salah satunya ditandai tidak adanya sampahberserakan
ü  Lingkungan yang sehat, bila polindes jauh dari kandang ternak
ü  Mempunyai jumlah ruangan yang cukup untuk : pemeriksaan kehamilan danpelayanan KIA, mempunyai ruang untuk pertolongan persalinan
ü  Tempat pelayanan bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik terjamin
ü  Mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan
ü  Mempunyai sarana air bersih dan jamban yang memenuhi persyaratan kesehatan
2.    Tempat tinggal bidan desa. Keberadaan bidan di desa secara terus menerus (menetap) menentukan efektifivitas pelayanannya, termasuk efektivitaspolindes. Sebaiknya tempat tinggal bidan tidak terlalu jauh dari polindes agardapat lebih banyak melayani masalah kesehatan masyarakat desa setempat
3.       Pengelolaan polindes,  Pengelolaan Polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan, sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Tarif yangditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat memuaskan semua pihak
4.       Cakupan persalinan. Tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak  faktor, diantaranya ketersediaan sumber daya kesehatan termasuk didalamnya keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya, yaitu bidan desa.
5.       Sarana air bersih. Tersedianya air bersih merupakan salah satupersyaratan untuk hidup sehat. Dalam operasional pelayanan polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan : MCK, tersedia sumber air (sumur, pompa, PAM, dll), dan dilengkapi pula dengan saluran pembuangan air limbah
6.       Kader masyarakat. yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi. Karena itu, polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongan persalinan
7.       Kegiatan KIE. untuk kelompok sasaran KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan peran serta masyarakat yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara dan melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis
8.       Dana Sehat/JPKM. Dana sehat sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat, pada gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat setempat. sehingga diharapkan kelestarian polindes dapat terjamin, kepastian untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas tak perlu dikhawatirkan lagi.

F.       Mutu Dalam Pelayanan Polindes
Wiyono (1999) menerangkan bahwa mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif :
a.       Untuk pasien dan masyarakat,
mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggapakan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka dan diberikan dengan cara yang ramah waktu mereka berkunjung.
b.      Untuk  petugas  kesehatan,  
mutu  berarti  bebas  melakukan  segala  sesuatu  secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik, dan memenuhi standar yang baik.
c.       Untuk manager dan administrator,
mutu pelayanan tidak terlalu berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari-hari, namun tetap sama pentingnya. Untuk manager, focus pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat dengan baik.
d.      Untuk yayasan atau pemilik rumah sakit,
mutu dapat berarti memiliki tenaga professional yang  bermutu  dan  cukup.  Pada  umumnya  para  manager  dan  pemilik  institusi mengharapkan efisiensi dan keawajiban penyelenggaraan, minimal tidak merugikan jika dipandang dari berbagai aspek seperti tidak adanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu, dan sebagainya.






























BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Polindes seperti halnya posyandu, dikelola oleh pamong setempat, dalam hal ini kepala desa melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Namun berbeda dengan posyandu yang pelaksanaan pelayanan dilakukan oleh kader dan didukung oleh petugas puskesmas, polindes dalam pelaksanaan pelayanannya sangat tergantung pada keberadaan bidan. Hal ini karena pelayanan di Polindes merupakan pelayanan profesi kebidanan. Namun di Indonesia Profesi bidan masih minim untuk daerah –daerah.  Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi, oleh karena itu polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongam persalinan.